Kamis, 02 April 2009

halo

Assalamualaikum w.w.

1 komentar:

  1. Komentar terhadap kata HALO
    ===========================

    Kata halo telah menjadi kata sapaan internasional. Barangkali kata yang berasal dari bahasa indo german ini menjalar bersamaan dengan ditemukannya telefon oleh Graham Bell beberapa puluh tahun yang lalu. Ketika masyarakat mulai memakai telefon, yang dikatakannya pertama kali yaitu HALO. Begitu jga bila sambungannya terputus, nyaris dengan nada agak nyentak berseru HALO...HALO... HALO...
    Hampir semua orang memakai kata ini, tidak saja di telefon, tapi juga waktu bertemu satu sama lain, sebagai pengganti sapaan tradisional masing2. Terutama tentu dikalangan Gaul, orang muda, Teenager dsb.
    Yang berbeda barangkali aksennya, tekanannya, tapi jelas kata Halo yang diucapkannya. Orang Ingris mengatakan, Hello, Orang Arab juga Halo (alo), dengan nada menurun, Orang Jerman dengan nada sedikit menurun dan naik dsb. Memang ini yang paling simpel dan pendek untuk diucapkan sebagai pengganti misalnya, Selamat pagi, selamat sore dsb, yang mana ditempat lawan bicara blm tentu sama waktunya (Global). Juga good morning, good evening, atau guten morgen, guten tag untuk oreng Jerman bahkan Assalamualaikum, kadang2 terlalu panjang dan pemborosan waktu dan pulsa untuk hub. Internasional. Mungkin lawan bicara juga akan kaget sebentar karena tidak tahu artinya. Sedangkan seandainya pakai kata He, atau Hey, yah, ya dsb, tentunya kurang sopan.Beda tentuna kalau pembicaaan via telefon dilakukan oleh/antar kantor atau lingkungan2 khusus. Lebih sopan tentunya untuk mengatakan identitasnya langsung baru kata sapaan, sehingga masing2 cepat tahu siapa lawan bicaranya tersebut, baik personal atau kantor/institusi, baru menyebutkan nama si pengangkat telefon. Misalnya bila telefon berdering dan diangkat lalu mengatakan, Kantor notaris Fulan, maryati, apa yang bisa saya bantu?Dalam hal ini kata halo bisa di iqnore, alias diabaikan.Begitulah di era globalisasi dan internasionalisasi ini semakin uniform bahasa bahkan budaya kita. Tak ayal suatu ketika akan banyak bahasa2 yang punah dan tradisi2 yang tak lagi berarti, syukur2 kalo masih bisa jadi kenangan.Sebagai penutup kelak seandainya terjadi perang total dan hancur2an, manusia2 pada binasa, keadaan hening karena tak ada yang hidup lagi, tiba2 ada seorang yang selamat, dan dia sendirian berhari2. Setelah lama tak berjumpa dengan manusia, karena pada mati, dan sudah putus asa, tiba2 dia melihat ada handphone dan ..berdering. Bergegas mengambil HPtersebut, dengan rasa gembira yang bukan main, karena masih ada orang yang hidup, pikirnya. Coba tebk... Kata apa yang dikatakannya pertama kali???

    ya, benar.
    Wassalam

    BalasHapus