Kamis, 02 April 2009

Assalamualaikum w.wb.

test


Nama Nasirudin Djunaid
Wonosobo 20 Mei 1948
Alamat :
http://www.djunaid.blogspot.com
djunaid_2000@yahoo.com
djunaid@gmx.net
tel. ++2193600576
HP. : 08388441919
085920590234


2 komentar:

  1. Management tgl. 2 Nofember 2002.

    PEMANFAATAN SUMBER DAYA FOSSIL ENERGI DAN KAITANNYA DENGAN SUSTAINABLE ENERGY DEVELOPMENT DI NEGARA BERKEMBANG KHUSUSNYA DI INDONESIA

    Bila kita berbicara mengenai Sumber Daya, maka sebenarnya manusia itu sendiri merupakan SUMBER DAYA ALAM (SDA) yang sangat potensial sebagai asset Negara yang memegang peran sangat penting didalam mengendalikan kelangsungan BUMI serta PERADABAN MANUSIA. Kemakmuran suatu Negara boleh kita katakan proportional dengan kwalitas SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) nya. Pada Negara2 yang sudah maju ( Negara Industri), baik kwalitas maupun kwantitas SDM nya dikelola sedemikian baiknya, sehingga Negara tsb. bisa survive bahkan Unggul terhadap negara2 lainnya untuk
    beberapa tahun ke depan.

    Berbeda dengan di Negara2 yang belum maju industrinya ( Under Development Countries) pengelolaan SDM nya sedemikian buruk, bahkan boleh dikatakan sangat buruk, sehingga meskipun jumlah (kwantitas) penduduknya bertambah, tapi kwalitas SDM nya mengalami penurunan atau dalam istilah Perekonomian mengalami penyusutan/inflasi, sehingga apabila hal ini dibiarkan berlarut larut, maka pada gilirannya akan berbahaya bagi kemajuan peradaban di Negara tsb.
    Angka pertumbuhan kwalitas SDM nya menjadi negatip. Padahal SDM merupakan SUMBER DAYA ALAM yang terbarui (Renewable Resources), bahkan bisa tumbuh. Kalau kwalitas SDM nya mengalami penurunan, tentu pada gilirannya Negara tsb. Akan menghadapi problem yang serius untuk bisa bertahan,
    Apalagi untuk bisa menjadi Bangsa yang Unggul (Nation Exelence).

    Selain SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) asset yang penting bagi suatu Negara adalah SUMBER DAYA ALAM (SDA/Nature Resources) nya.

    Secara umum SDA bisa digolongkan menjadi :

    1. SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN (Renewable Nature Resources).
    Artinya SDA bisa diproduksi lagi misalnya KAYU, AIR atau SDA tsb. tersedia dalam jumlah yang sangat banyak dan ada terus menerus misalnya MATAHARI.
    2. SUMBER DAYA ALAM TAK TERBARUKAN.
    Dalam hal ini persediaan resourcesnya ada dalam jumlah yang terbatas dan suatu ketika akan habis bila dipakai terus, misalnya MINYAK BUMI (CRUDE OIL), GAS BUMI (NATURAL GAS), BATUBARA (COAL) dan juga URAN (NUKLIR).
    Dalam pemanfaatannya SDA digunakan sebagai bahan baku industri (Grundstoffe der Industrien) atau hanya sebagai bahan bakar/energi/fuel, baik bahan bakar industri itu sendiri atau sebagai bahan bakar pemanas ruangan saja.
    Dalam ERA MODERN sekarang ini ENERGI mempunyai peran yang sangat penting dan strategis untuk kenyamanan dan kemajuan peradaban ummat manusia. Belum pernah dalam sejarah manusia Energi digunakan dan dibakar dalam jumlah yang sangat besar seperti di abad kita ini.
    ENERGI TERBARUKAN (Renewable Energy) seperti misalnya BIOENERGY, GEOTHERMAL, HYDROPOWER, SOLAR ENERGY atau juga TENAGA ANGIN (WIND ENERGY) bisa dimanfaatkan sebanyak mungkin, karena relatif ramah lingkungan, dan selaras dengan wawasan SUSTAINABLE DEVELOPMENT (PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN). Energi Alternatif ini tersedia hampir tanpa batas jumlahnya dan bahkan bisa diperbarui (Renewable). Sayangnya secara ekonomi belum bisa kompetitiv dengan Fossil Energy (Minyak/Gas).

    Akan tetapi dalam hal ENERGI TAK TERBARUKAN (Fossil Energy) pemanfaatannya harus diperhitungkan benar, apalagi kalau hanya untuk dibakar saja. Sebab setiap gram Energi yang terbakar tidak bisa diambil kembali, dan suatu ketika akan habis. Fossil Energy (Crude Oil, Gas, Coal) terbentuknya di alam puluhan juta tahun yang lalu dan jumlahnya terbatas. Sebagai ENERGI TAK TERBARUKAN sekali dipakai/dibakar praktis tidak bisa diproduksi lagi.
    Biasanya sumber ENERGI TAK TERBARUKAN ini tersedia ditempat/lokasi yang Negara tersebut belum membutuhkan. Atau karena alasan pendanaan dan kemampuan teknologienya tidak bisa melakukan explorasi maupun exploitasi, sehingga akhirnya negara2 industrilah yang menanamkan modalnya. Apalagi di ERA GLOBALISASI ini dimana tak ada hambatan lintas Negara, memungkinkan perusahaan2 Multi NASIONAL lebih leluasa menguasai sumber2 resources di seluruh dunia.

    Kemajuan teknologi seperti sekarang ini jelas bisa terwujud karena adanya sumber daya energi yang sangat murah dan dalam jumlah yang cukup besar. Dalam hal ini peran minyak- dan gas bumi sangatlah besar. Pertanyaannya adalah, apakah negara2 yang kaya akan resources yang secara kebetulan adalah Negara Under Development Countries menikmati hasil kekayaannya atau malah jatuh miskin karena terjerat utang?Indonesia misalnya tiap tahunnya menguras sekitar 5% dari cadangan minyak bumi, sehingga menurut perhitungan resources tsb. akan habis dalam kurun waktu hanya 20 tahun (sekitar satu generasi). -2-
    Dengan kata lain Indonesia pada tahun 2020 nanti akan menjadi Negara pengimpor minyak (Net Oil Importer). Darimanakah kita akan membelinya?
    Karena cadangan minyak dunia sudah mulai habis, dan kalaupun ada berapa harga minyak pada waktu itu? Sedangkan Energi Alternatif pada tahun itu (2020) baru mulai menjadi kompetitif dan belum bisa menggantikan bahan bakar minyak atau gas (Fossil Fuel). Batubara sendiri tidak akan bisa menggantikan minyak/gas dipandang dari sudut kepraktisannya, bahkan akan membebani lingkungan lebih berat lagi.

    Kebutuhan minyak dunia saat ini diperkirakan 77 juta barrel per hari, belum lagi gas, batubara dan tenaga nuklir, yang pemanfaatannya sebagian besar hanya untuk bahan bakar saja. Sebagai ilustrasi Jepang memproduksi tiap tahunnya sekitar 10 juta kendaraan, belum lagi USA, EROPA dan negara2 lain pun ikut berlomba lomba.
    Belum lagi pengrusakan Ekologi oleh industri2 dan gaya hidup masa kini.
    Sementara hanya sedikit kaum CERDIK PANDAI yang memahami bahwa planet kita ini dalam keadaan bahaya apabila SUSTAINABLE DEVELOPMENT tidak diprogramkan secara sistematik.
    FAZIT :
    Dengan SUSTAINABLE ENERGY DEVELOPMENT Indonesia akan bisa hadir di pentas dunia pada ERA GLOBALISASI TOTAL nanti (2020). Indonesia harus benar benar bisa memanfaatkan kekayaan SUMBER DAYA ALAM nya agar bisa tetap survive dan sejajar dengan negara2 maju didunia. Diharapkan sampai tahun 2020 nanti kerusakan lingkungan bisa dibatasi se minimal mungkin dan resources yang merupakan TITIPAN ANAK CUCU kita masih bisa mencukupi kebutuhan bangsa dan Negara kita untuk waktu selama mungkin yaitu 1000 tahun lagi

    BalasHapus
  2. Lintas Tiga Generasi di Koperasi

    Mengenang H. Ahmad Djunaid
    Generasi muda koperasi, mungkin tak pernah mengenal H. Ahmad Djunaid, yang meninggal dunia tahun 1982. Tak demikian dengan tokoh tua yang berkiprah di koperasi, misalnya di Jakarta, setidaknya pasti pernah mendengar akan namanya. Apalagi di tanah kelahirannya-Pekalongan, tentu tidak asing lagi.
    Djunaid, yang punya keturunan sepuluh orang putra-putri serta sejumlah cucu, semasa hidupnya berkiprah di koperasi, sampai akhir hayatnya. Ada tiga koperasi sekaligus dipimpinnya sejak tahun 1952 hingga tahun 1982. Dua di Pekalongan, yaitu Koperasi Batik PPIP (Persatuan Pembatikan Indonesia Pekalongan), Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa), dan satu di Jakarta, Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI).

    Dua diantara yang pernah dipimpinnya ini, telah tumbuh menjadi koperasi-koperasi raksasa dilihat dari besar asetnya. GKBI misalnya, selain memiliki sebuah gedung pencakar langit betingkat 34, di Jl. Sudirman Jakarta Pusat, juga punya selusin pabrik tekstil yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Cirebon, Pekalongan, Batang dan Yogyakarta. Asetnya sudah mencapai tiga triliun rupiah, dan merupakan koperasi paling kaya di tanah air.

    Begitu pula dengan Kospin Jasa, yang dulu pendiriannya diprakarsai beliau, merupakan koperasi simpan pinjam terbesar di Nusantara. Kantor cabangnya tak kurang dari 57 unit, tersebar mulai dari Banten hingga di Jawa Timur. Asetnya sudah menunjuk angka satu triliun rupiah.

    Uniknya, dua koperasi maha besar ini, justru dipimpin oleh dua orang generasi penerusnya. Yakni Noorbasha Djunaid (putra pertama) di GKBI dan A. Zaky Arslan Djunaid (putra ketiga) di Kospin Jasa. Lintas tiga generasi telah terjadi di keluarga Djunaid. Sebab satu diantara cucunya, yaitu Andi-putra Zaky Arslan juga mengikuti jejak kakeknya, dan sekarang memimpin Kospin Jasa, cabang Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Djunaid, juragan batik di Pekalongan yang lahir 17 Agustus tahun 1921, memulai karirnya di koperasi, dengan jalan mendirikan Primer Koperasi Batik PPIP tahun 1952. Sukses memimpin koperasi ini, menghantarkannya menjadi orang nomor satu di koperasi tingkat nasional GKBI tahun 1957, dan berlanjut hingga tahun 1978. Dalam polesan tangannyalah GKBI pertama kali melambung menjadi pelaku ekonomi handal dibidang perdagangan tekstil.

    Kepiawaiannya melobi para petinggi negara, terutama Wakil Presiden Bung Hatta, yang juga Bapak Koperasi, telah menghantarkan GKBI ketiban durian runtuh. Oleh pemerintah ditunjuk menjadi pelaku importir tunggal tekstil, terutama untuk bahan baku kain mori, serta obat-obatan yang berkaitan dengan pembuatan tekstil. Pada dekade lima hingga tahun tujuhpuhan GKBI sudah masuk perusahaan papan atas. Di mana-mana pabrik tekstilnya ada. Sebut saja misalnya PT Medarindoteks, PT Primissima (keduanya di Yogyakarta), PT Dainichi dan PT Promatexco di Batang, itu didirikan semasa masih kepemimpinannya. Melalui kejayaan GKBI, primer koperasi batik anggotanya turut pula menikmati manisnya perdagangan tekstil.

    Ibnoe Soedjono, Dirjen Koperasi waktu itu bercerita, GKBI bisa menimbun harta kala itu, tak terlepas dari andil besar Djunaid. Buah pikirannya yang cukup brilian, telah membawa GKBI tumbuh kokoh tak tergoyahkan. Merasa monopoli importir tunggal tidak selamanya dinikmati, sejak pagi-pagi Djunaid sudah mengantisipasinya. Kesempatan yang diberikan, memang tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Sari madunya sempat di endapkannya untuk bekal dikemudian hari.

    Kalaupun kemudian GKBI sempat jatuh-bangun, dan nyaris asetnya disita akibat terlilit hutang, setelah beliau meninggal dunia, itu merupakan kecelakaan ekonomi di luar jangkauan. Yang pasti, GKBI sekarang ini ditangan generasi penerusnya terus menanjak bertengger di singgasana.

    Djunaid telah mewariskan tatanan ekonomi kerakyatan yang monumental berbasis koperasi. Berkat kebijakannya mengatur penyaluran bahan baku batik kepada anggotanya, koperasi-koperasi batik di mana-mana mampu mendirikan pabrik-pabrik Cambrics. Soal pabrik itu kini banyak menjadi besi tua, tuntutan zamanlah yang menghendakinya.

    Dimata Ibnoe Soedjono, Djunaid yang sudah dikenalnya sejak masih sekolah di Pekalongan, adalah “orang kuat”. Seorang tokoh koperasi yang tetap konsisten berjalan dikoridornya. Dalam menjalankan usaha koperasi, tidak sekalipun melanggar rambu-rambu, sesuai jatidirinya. “Sesungguhnya, kita telah kehilangan seorang panutan dibidang koperasi” ujarnya.

    Orang pertama dari gerakan koperasi yang pernah memperoleh bintang jasa dari pemerintah R.I. berupa Satya Lencana Pembangunan adalah Ahmad Djunaid. Kata Ibnoe, dia pulalah yang waktu itu mengusulkannya, mengingat jasa-jasa beliau yang memang sukses mengembangkan koperasi. Bintang jasa itu diperoleh tahun 1972. Djunaid adalah juga satu di antara penerima penghargaan Hatta Nugraha.

    Sisi lain yang juga patut dikenang dari beliu, adalah buah pikiran yang mempersatukan tiga etnis di Pekalongan. Pribumi, Cina dan Arab diajak bersatu padu - berhimpun dalam wadah koperasi. Itulah Kospin Jasa, koperasi simpan pinjam paling populer di tanah air. Hingga kini tiga suku bangsa ini tetap mewarnai keanggotaan koperasi ini. “Termasuk dalam struktur kepengurusannya” tutur Sachroni, Sekretaris Umum Kospin Jasa.

    Djunaid memang pantas jadi panutan. Meskipun kaya dan pebisnis ulung, ia juga seorang muslim yang soleh. Sebagai gambaran, karyawan yang menerima gaji, sebelum dibawa ke rumah selalu disarankannya untuk menyisihkan zakat. Hal senada juga diutarakan oleh Rofiqur Rusdi, Sekretaris Koperasi Batik PPIP yang juga didirikannya, sejumlah aset koperasi ini berupa bangunan dan tanah diberikan untuk pendidikan muslim. Ada Madrasah, SMU Muslim, TK Muslim dan tempat ibadah.

    Djunaid yang punya tujuh saudara kandung dari ayah bernama Nurwiryo Atmojo dan ibu Munjiati, adalah pemuda pejuang, yang ikut memanggul senjata zaman kemerdekaan. Semasa hidupnya, sejumlah negara telah dikunjunginya demi mengembangkan perkoperasian. Antara lain Amerika Serikat, Swedia, Denmark, Jerman, Norwegia, Saudi Arabia dan negara-negara Asean.

    (http://www.majalah-pip.com/majalah2008/readstory.php?cR=1226782824&pID=5&stID=221)

    BalasHapus